Motivasi Konsumen - Perilaku Konsumen
PERILAKU KONSUMEN
“MOTIVASI KONSUMEN”
(Kelompok 2)
Disusun oleh :
Aldiansyah Fatturachman (10213613)
Christiani Octovani (11213912)
Dewi Anisa Kesuma (12213285)
Harnumdia Erdinda (19213820)
Rani Avianti (17213281)
Rizka Larashati (17213898)
Satriya Indra Laksana (18213312)
Kelas : 3EA19
Fakultas Ekonomi
S1 – Manajemen
PTA 2015-2016
Universitas Gunadarma
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan
manusia atau kebutuhan konsumen merupakan dasar bagi semua pemasaran modern. Kebutuhan merupakan
intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan
hidup perusahaan, kemampuan untuk memperoleh laba, dan bertumbuh dalam lingkungan pemasaran yang sangat
kompetitif adalah kemampuan untuk mengenali
dan memuaskan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi secara lebih baik dan lebih awal daripada
pesaingnya.
Pada era
globalisasi seperti sekarang ini serta seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat
sangat mempengaruhi minat para konsumen untuk membeli produk yang beredar di
pasaran. Oleh karena itu, para produsen saling berlomba untuk meningkatkan mutu
dan daya jual produk mereka masing-masing. Sikap dan motivasi para konsumen
untuk membeli sangat diperhatikan sekali oleh para produsen.
Upaya untuk
memuaskan pelanggan sangatlah penting, upaya ini memanglah tidak mudah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan pelanggan lebih sulit. Pemahaman terhadap
kebutuhan, keinginan dan perilaku konsumen juga sangat penting agar perusahaan
dapat menyusun strategi dan program yang sangat tepat dalam rangka memuaskan pelanggannya, sehingga perusahaan dapat
memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para pesaingnya dengan
menampilkan produk yang terbaik.
Hal inilah yang
kemudian membuat para produsen semakin kreatif untuk mengetahui motivasi apa
saja yang memengaruhi para konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu produk. Mereka semakin kreatif membuat
produk yang cukup menarik perhatian
para konsumen. Di makalah ini akan dibahas secara teoritis tentang motivasi
konsumen.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Jelaskan tentang motivasi sebagai kekuatan psikologik!
2.
Jelaskan tentang dinamika motivasi!
3.
Jelaskan tentang pengukuran motivasi!
4.
Jelaskan tentang etika dan motivasi konsumen!
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan motivasi sebagai kekuatan psikologik.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
dinamika motivasi.
3. Untuk mengetahui dan
mendeskripsikan pengukuran motivasi.
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan etika
dan motivasi konsumen.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Bagi dosen, dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih
baik dimasa yang akan datang.
2. Bagi mahasiswa, dapat dijadikan
sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan
meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Motivasi Sebagai Kekuatan Psikologik
Kata motivasi berasal
dari bahasa latin “Movere” yang artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi
didefinisikan sebagai kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang ke arah
beberapa jenis tindakan (Haggard, 1989) dan sebagai suatu kesediaan peserta
didik untuk menerima pembelajaran, dengan kesiapan sebagai bukti dari motivasi
(Redman, 1993). Menurut Kort (1987), motivasi adalah hasil faktor internal dan
faktor eksternal dan bukan hasil eksternal saja. Hal yang tersirat dari
motivasi adalah gerakan untuk memenuhi suatu kebutuhan atau untuk mencapai
suatu tujuan.
Setiap pimpinan
perlu memahami proses-proses psikologikal apabila berkeinginan untuk membina
karyawan secara berhasil dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran keorganisasian.
Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu
berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara te rtentu untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagaipemberian
motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai
tujuan organisasional (Silalahi, 2002).
Menurut Supriyono
(2003), motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah
kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di
pengaruhi oleh stimuli kekuatan, intrinsik yang ada pada individu yang
bersangkutan. Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi
motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.
Rumusan lain tentang motivasi yang diberikan oleh Robbins dan Coulter (2006),
yang dimaksud motivasi karyawan adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya
tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian, yang dikondisi oleh
kemampuan upaya demikian, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.
Definisi lain tentang motivasi menurut Gray et-al (dalam Winardi, 2001)
menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Tiap aktivitas
yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dalam diri
orang itu. Kekuatan pendorong inilah
yang kita sebut motivasi. Namun jika
melihat kajian tentang manusia, bahwa manusia itu hanya terdiri atas 2 unsur,
yaitu fisik dan psikis. Maka pembagian
motivasi cukup ada dua , yaitu motivasi psikologis dan motivasi psikis yang
mencangkup motivasi spiritual.
Kadang-kadang istilah ' kebutuhan ' dan ' dorongan ' digunakan secara
bergantian, namun "kebutuhan" lebih sering mengacu pada keadaan
fisiologis, dari hilangnya jaringan-jaringan, dan "dorongan" mengacu
pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan.
Kebutuhan dan dorongan berjalan paralel tetapi tidak identik. Kalau seseorang ingin mengetahui mengapa
orang berbuat atau berperilaku kearah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka
orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang
termotivasi. Motivasi merupakan keadaan
dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga
aspek, yaitu sebagai berikut :
1.
Keadaan
terdorong dalam diri organisme ( a driving state ), yaitu kesiapan bergerak
karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau
karena keadaan mental seperti berfikir dan ingatan
2.
Perilaku yang
timbul dan terarah karena keadaan ini
3.
Goal atau
tujuan yang ditujuan perilaku tersebut
Beberapa definisi motivasi menurut para ahli, antara lain :
1.
Menurut Hoyt
dan Miskel motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan keregangan ( tension states ), atau
mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal.
2.
Menurut
Atkinson, motivasi seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan terhadap
suatu subjek dan nilai dari objek itu.
Makin besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan makin tinggi
nilai objek itu bagi orang tersebut, berarti makin besar motivasinya.
3.
McClelland
dalam The Encyclopedia Dictionary of Psychology yang disusun oleh Hare dan Lamb
mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan
dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian.
4.
Gage dan
Berliner (1984) menjelaskan bahwa motivasi diibaratkan sebagai mesin dan kemudi
pada mobil. Mobil tanpa mesin dan kemudi
hanyalah layaknya manusia yang memiliki badan tak bertenaga dan kendali arah. Padahal dalam pencapaian tujuan seseorang
haruslah memiliki daya dorong bagi pemunculan perilaku dan arah dari proses
pemnculan perilaku tersebut.
5.
Heckhausen
mengemukakan bahwa motivasi berprestasi ialah suatu dorongan yang terdapat
dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar
keunggulan.
2.2.
Dinamika Motivasi
Motivasi
merupakan konsep yang dinamis, karena reaksinya terus menerus berubah terhadap
berbagai pengalaman hidup. Kegiatan manusia didorong oleh kebutuhan yang tidak
pernah berhenti, hal ini disebabkan oleh:
1. Banyak kebutuhan yang tidak pernah terpuaskan sepenuhnya.
Kebutuhan tersebut terus mendorong tindakan untuk mencapai atau mempertahankan
suatu kepuasan.
2. Kebutuhan baru muncul ketika kebutuhan lama terpenuhi yang
menyebabkan tekanan dan mendorong kegiatan.
3. Kesuksesan dan kegagalan mempengaruhi sasaran. Individu
yang sukses mencapai sasarannya biasanya menetapkan sasaran yang baru dan lebih
tinggi yaitu meningkatkan tingkat aspirasi.
Dinamika Proses Motivasi
Proses motivasi :
1. Tujuan. Perusahaan harus bias
menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen
dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan. Perusahaan
harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan
perusahaan semata
3. Komunikasi efektif. Melakukan
komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa
yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan. Proses motivasi
perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen.
Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan
individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di
atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas. Perusahaan memberikan
fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Dinamika psikologis perilaku konsumen
Perilaku konsumen
adalah keinginan pribadi dan kebutuhan lingkungan, bila karakteristik pribadi
bersifat fisik namun karakteritik lingkungan bersifat kontekstual, maka
konsumen mencari kepuasan pribadi dan juga lingkungan. Perilaku pembelian oleh
konsumensering kali dilakukan tanpa alasan yang jelas, meskipun tidak
membutuhkan tetapi konsumen memiliki hasrat untuk membeli.
2.3. Pengukuran
Motivasi
Pemahaman terhadap motif yang mendorong konsumen untuk memilih
suatu produk atau membeli suatu produk merupakan hak yang penting bagi pemasar.
Oleh karena itu pemasar perlu melakukan upaya untuk mendiagnosis atau mengukur
motif konsumen. Terdapat banyak cara yang dilakukan untuk mengukur motif
konsumen, diantaranya:
1. Metode
wawancara mendalam
2. Metode
Tes Proyektif
3. Metode Kuesioner
4. Metode
kelompok focus
Banyak indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur motivasi konsumen untuk membeli suatu produk atau
jasa. Wahyuni (2008:34) menyatakan bahwa indikator dari motivasi konsumen pada
produk dapat diukur berdasarkan:
1.
Kualitas yang terjamin.
2.
Harga jual kembali yang tinggi.
3.
Nyaman untuk dipakai.
4.
Harga yang terjangkau.
5.
Model yang mengikuti perkembangan jaman
2.4. Etika
dan Motivasi Konsumen
Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos”
dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu
moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan
etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip,
aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Didalamnya digambarkan motivasi
sebagai keadaan tertekan karena dorongan kebutuhan yang “membuat” individu melakukan
perilaku yang menurut anggapannya akan memuaskan kebutuhan dan dengan demikian
akan mengurangi ketegangan. Apakah kepuasan akan benar-benar tercapai
tergantung pada tindakan yang akan dilakukan. Tujuan khusus yang ingin dicapai
konsumen, dan rangkaian tindakan yang mereka ambil untuk mencapai semua tujuan
ini, dipilih atas dasar proses berpikir (kesadaran) dan proses belajar
sebelumnya.
Dengan demikian, jika seseorang
mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong
untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah,
maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya
dalam pemasaran adalah kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli
produk/merek yang ditawarkan pemasar atau tidak.
Motivasi konsumen juga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen, ada beberapa ilmuan yang berpendapat tentang
motivasi konsumen, antara lain:
1.
Menurut Abraham Sperling
Motif adalah
kecenderungan untuk beraktivitas dimulai dari dorongan dalam diri dan diakhiri
dengan penyesuaian diri. (Motivasi internal/ dorongan dari dalam)
2.
Menurut William J Stantan
Suatu motif yakni
kebutuhan yang distimulisi yang dicari oleh individu yang berorientasi pada
rujukan untuk mencapai rasa puas. (Motivasi eksternal/ dorongan dari luar)
3.
Menurut Fillmore H. Stanford
Motivasi sebagai suatu
kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Ada beberapa Faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen
·
Kekuatan sosbud (masyarakat, suku, ras)
·
Kekuatan faktor psikologis (anggapan
bahwa membeli suatu barang akan meningkatkan harga diri)
·
Faktor sikap dan keyakinan
·
Konsep diri
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari analisa dan
pembahasan yang penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil suatu
kesimpulan, yaitu :
1. Motivasi adalah pemberdaya, penggerak yang
menciptakan kegairahanseseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif,
dan terintegrasidengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan
2. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam
pribadi seseorang yangmendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
guna mencapaisuatu tujuan.
3. Tujuan motivasi konsumen diantaranya
adalah: untuk meningkatkankepuasan, mempertahankan loyalitas, efisiensi,
efektivitas danmenciptakan hubungan yang harmonis antara produsen dan konsumen.
4. Motivasi konsumen mengandung beberapa
asas, diantaranya: asasmengikutsertakan, asas komunikasi, asas pengakuan, asas
wewenang yang didelegasikan dan asas perhatian timbal balik.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di
atas, penulis memberikan saran agar dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Sering melakukan pembaharuan informasi,
karena ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan.
2. Teori-teori yang ada dalam makalah ini belum
mencakup teori dari seluruh pakar ekonomi dan para tokoh ahli lainnya. Agar mendapat
informasi yang lebih akurat, pembaca harusmencari informasi dari buku-buku dan
jurnal-jurnal yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Sunyoto
Munandar, Ashar.(2001). Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Sihotang.
A. Drs. M.B.A. (2006). Manejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
Basuki, Heru A.M. 2008. Psikologi
Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Schiffman, G.L., & Kanuk L.
2007. Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh.
Jakarta:Indeks.
Setiadi N.J. 2008. Perilaku
Konsumen. Jakarta: Kencana.
A.A. Anwar Prabu Mangunegara
“Perilaku Konsumen” : Bab 3
Ujang Sumarwan “Perilaku Konsumen” :
Bab 3 – 11
Supranto dan Nandan “Perilaku Konsumen”
Bab 5.
Komentar
Posting Komentar