Manusia Sebagai Penghasil Budaya
Sifat-sifat
budaya
Kendati
kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia
yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap
kebudaaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan
secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu
akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki
yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:
1. Budaya
terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Budaya
telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
3. Budaya
diperlakukan oleh manusia dan diujudkan dalam tingkah lakunya
4. Budaya
mencakup aturan0aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diizinkan
Sistem
budaya
Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan
yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta
keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan
yang dalam bahasa indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam
adat istiadat terdapat juga sistem norma dan disinilah salah satu fungsi sistem
budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku
manusia.
Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang
paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia
yang terwujud dalan unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan. Unsur pokok
kebudayaan (menurut Bronisa Malinowski):
-
Sistem norma yang memungkinan kerja sama
antaraa para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
-
Organisasi ekonomi
-
Alat-alat dan lembaga pendidikan
-
Organisasi kekuatan
Melville J. Herkovits menyebut unsur pokok
kebudayaan adalah:
-
Alat-alat teknologi
-
Sistem ekonomi
-
Keluarga
-
Kekuasaan politik
Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan
jenis-jenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan
menjadi:
-
Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain
hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti
gedung, pabrik, jalan, rumah, dan sebagainya.
-
Kebudayaan non-material
Merupakan hasil cipta, karsa, yang
berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Non-material antara lain adalah:
- volkways (norma kelaziman)
- mores (norma kesusilaan)
- norma hukum
- mode (fashion)
Kebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya
adalah:
1. Sistem
budaya
Kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, peraturan dan sebagainya.
2. Sistem
sosial
Merupakan kompleks dari aktivitas
serta berpola dari manusia dalam organisasi dan masyarakat
3. Sistem
kebendaan
Wujud kebudayaan fisik atau
alat-alat yang dicipiptakan manusia untuk kemudahan hidupnya.
v Manusia
sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan
Tercipta atau
terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia
degan segala alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan
pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan kemampuan yang
disebutkan oleh Supartono (dalam Rafaek Raga Maran, 1999:36) sebagai daya
manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensia, dan
instuisi; perasaan dan emosi; kemauan; fantasi; dan perilaku.
Dengan sumber-sumber
kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan.
Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk
manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah
kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia
sebagai pendukungnya. Doalektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger,
yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Dialektika fundamental ini
terdiri dari tiga tahap: tahap eksternalisasi, tahap objektivasi dan tahap
internalisasi
Tahap eksternalisasi
adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia
melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivitas adalah tahap aktivitas
manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada diluar diri manusia.
Tahap internalisasi adalah tahap dimana realitas objektif hasil ciptaan manusia
diserap oleh manusia kembali. Jadi, ada hubungan berkelanjutan antara realitas
internal dengan realitas eksternall. (Yusdi Ahmad, Makalah, 2006:5)
Kebudayaan mempunyai
kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus
dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain
yang tidak selalu baiknya. Kecuali itu, manusia memerlukan kepuasan baik di
bidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
1. Suatu
hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
2. Wadah
untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda
manusia dan binatang
5. Petunjuk-petunjuk
tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan
6. Pengaturan
agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan
sikapnya jika berhubungan dengan orang lain
7. Sebagai
modal dasar pembangunan
Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil
ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah
lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai macam kekuatan
harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual
maupun material.
Kebudayaan
masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkn teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan di dalamnya.
Dalam
tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf permulaan
manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat telah kompleks, dimana
taraf kebudayaan lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan
kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam
Pengaruh
budaya terhadap lingkungan
Budaya yang
dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan
itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya
yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat
budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan
tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya adalah menghasilkan kebudayaan
yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan
perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidan dengan lingkungannya
terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak variabel yang
saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling
berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat
rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan
lingkungan toal yang melingkui satuan budaya yang ada.
Beberapa
variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
·
Physical
environment, menunjuk pada lingkungan natural
seperti: temperatur, curah hujan, iklim,
wilayah geografis, flora dan fauna
·
Cultural
social environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta
proses sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai
·
Environmental
orientation and representation, mengacu pada persepsi
dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenal
lingkungannya
·
Out
carries product, meliputi hasil tindakan manusia seperti
membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi
lingkungan disik seperti budaya pertanian dan iklim.
Dengan demikian dapat
dikatakan, bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan
tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan
lainnya yan akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Proses
dan perkembangan kebudayaan
Sebagiamana diketahui
bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya
kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan
manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia
sendiri karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Pekembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang
bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga
menjadi warisan sosial. Seseorang mampu memengaruhi kebudayaan dan memberikan
peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan
terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya
kontak-kontak antarkelompok atau melalu proses difusi. Suatu kelompok sosial;
akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna
untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebdayaan tidak terlepas dari pengaruh
faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan
sejenisnya. Sebagai contoh: orang-orang yang hidup didaerah yang kondisi lahan
atau tanahnya subur (produktif) akan mendorong terciptanya suatu kehidupan yang
favourable untuk memproduksi bahan
pangan. Jadi, terjadi suatu proses
keserasian antara lingkungan fisik dengan kebudayaan yang terbentuk di
lingkungan tersebut, kemudian ada keserasian juga antara kebudayaan masyarakat
yang satu dengan kebudayaan masyarakat tetangga dekat. Kondisi lingkungan seperti ini memberikan
peluang untuk berkembangnya peradaban (kebudayaan) yang lebih maju. Misalnya,
dibangun sistem irigasi, teknologi pengolahan lahan dan makanan, dan lain
sebagainya.
Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secaa komplet
ditemukan oleh lingkungan fisik saja, namun lingkungan tersebu sekedar
memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan. Dari waktu ke waktu,
kebudayaan berkebang seirng dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah
sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan
disegala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang
dianut sutu kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambar pergeseran ini
akan menimbuklan konflik antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan
kelompok-kelompok yang tidak menghendaki perubahan. Suatu komunitas dalam
kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang
mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka
hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan
menjadi suatu penyimpang kebudayaan. Interpretasi ini mengambil dasar pada
adanya budaya-budaya baru yang tumbuh dalam komunitas merek ayang bertentangan
dengan keyakinan mereka sebagai penganut kebudayaan trdisional selama
turun-menurun.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah
dengan adanya kontol atau kendali terhadap perilaku reguler (yang tampak) yang
ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang
ditmpilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut di alam kelompok
sosialnya. Yang diperlukan disini adaah kontrol sosial yang ada di masyarakat,
yang menjadi suatu ‘cambuk’ bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut.
Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan man ayang
tidak sesuai.
Problematika
kebudayaan
Beberapa problematika
kebudayaan antara lain:
1. hambtan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secra turun-mrnurun
diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hiduo sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya
miskin.
2. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksan apembangunan. Contohnya: program
Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa
banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan
budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan. Upaya untuk
mentransmigasikan penduduk dan daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan
hidup mereka di tempat yang lama.
4. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat
daerah-daerah terpenncil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena
pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima
program-program pembangunan.
5. Sikap
tradisional yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat
mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah merek miliki secara
turun-menurun.
6. Sikap
etnosentrisme. Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku
bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam
ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku,
agama, ras, dan antar golongan.
7. Perkembangan
IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalahgunakan oleh manusia,
sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan
untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan
tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu
kesehatan manusia.
Perubahan
kebudayaan
Sebagaimana
diketahui kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) seiring dengan
perkembangan manusia itu sendirim oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima
faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu:
a) Perubahan
lingkungan alam.
b) Perubahan
yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain
c) Perubahan
karena adanya peneumuan
d) Perubahan
yang terjadi karena suatu masyarajat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen
kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e) Perubahan
yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi suatu pengetahuan atau
kepercayaan baru, atau karakter perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas
Namun, perubahan
kebudayaan sebagai hasil cipta karsa, dan rasa manusia adalah tentu saja
perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusiaan, bukan
sebaliknya, yaitu yang akan memusnahkan manusia sebagai pencipta kebudayaan
tersebut.
Daftar Pustaka
Ilmu sosial &
budaya dasar. Edisi kedua. Dr. Elly M. Setiadi, M.Si.
bagus bro bahasannya, mampir juga di warung kita ya tempat sablon gelas plastik bandung
BalasHapus